Menuju Energi Terbarukan: Tim SITH ITB Kembali ke Alor Selatan untuk Gali Potensi Minyak Kemiri Afkir Menjadi Biodiesel
Alor Selatan, sith.itb.ac.id – Tim pengabdian masyarakat dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) hadir di Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, pada 8–12 Juli 2025. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melanjutkan upaya pendampingan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal komoditas kemiri. Program pengabdian ini telah berlangsung sejak tahun 2023 secara bertahap.
Pada tahun pertama, kegiatan difokuskan pada peningkatan proses pascapanen kemiri, khususnya efisiensi dalam pengupasan dan pemisahan biji. Di tahun kedua, kegiatan berfokus pada pemanfaatan kemiri afkir yang sebelumnya dianggap limbah untuk diolah menjadi minyak kemiri bernilai ekonomi. Memasuki tahun ketiga pada 2025, program menapaki tahap lanjutan yang lebih aplikatif yaitu konversi minyak kemiri afkir menjadi biodiesel. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan pemanfaatan komoditas lokal sebagai sumber energi terbarukan di tingkat masyarakat. Selain meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, inovasi ini juga diharapkan mendukung kemandirian energi desa dan pembangunan berkelanjutan di wilayah Alor Selatan.

Tim SITH ITB dan Masyarakat Kelaisi Timur
Sebagai bagian dari pelaksanaan program tahun ketiga ini, tim SITH yang diketuai oleh Dr. Ir. Muhammad Yusuf Abduh, dengan anggota Dr. Rijanti Rahayu, Dr. Lili Melani, dan Anasya Rahmawati, melakukan kunjungan awal ke Kelurahan Kelaisi Timur, Kecamatan Alor Selatan. Dalam kunjungan tersebut, tim mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bersama masyarakat setempat untuk membahas potensi pemanfaatan minyak kemiri dari kemiri afkir untuk menghasilkan berbagai jenis produk, sekaligus menjaring aspirasi dan menggali kebutuhan riil masyarakat dalam pengembangan teknologi biodiesel yang sesuai dengan kondisi lokal.
Melalui diskusi ini, masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kemungkinan pengolahan kemiri afkir menjadi energi alternatif, serta menyampaikan berbagai tantangan teknis dan sosial yang mereka hadapi dalam pengolahan komoditas pertanian secara mandiri. Temuan dari FGD ini akan menjadi dasar penting dalam merancang strategi implementasi teknologi pada tahap selanjutnya.

Dr. Ir. Muhammad Yusuf Abduh memimpin FGD terkait Potensi Minyak Kemiri Afkir menjadi Biodiesel
Para peserta Forum Group Discussion (FGD) menyampaikan harapan agar pada kunjungan berikutnya dapat dilakukan praktik langsung pembuatan biodiesel dari minyak kemiri. “Kami ingin ada pelatihan langsung pada kunjungan berikutnya, supaya bisa benar-benar memahami prosesnya dari awal hingga jadi,” ujar salah satu peserta FGD. Mereka menilai bahwa pelatihan teknis yang aplikatif akan sangat membantu dalam memperdalam pemahaman terhadap proses produksi serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengolah kemiri secara mandiri dan berkelanjutan.
Menanggapi aspirasi tersebut, Lurah Kelaisi Timur menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif tim SITH ITB. “Kami sangat mengapresiasi program ini. Bila terus didampingi dan dikembangkan, pengolahan kemiri afkir menjadi biodiesel bisa menjadi peluang nyata untuk meningkatkan ekonomi warga kami,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa potensi lokal ini, jika dikelola secara tepat, dapat memberikan kontribusi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
Kontributor : Anasya Rahmawati
Editor : AKH
No Comments