Formulasi Minuman Herbal Tinggi Antioksidan Berbasis Cascara dan Propolis
Di Indonesia, permintaan terhadap minuman kopi semakin meningkat setiap tahunnya karena meminum kopi merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Seiring dengan menjamurnya kafe minuman kopi di berbagai daerah di Indonesia, semakin banyak buah ceri kopi yang diolah untuk menghasilkan biji kopi kering yang dapat dijual di pasaran. Ceri kopi mengandung 55% biji dan 45% kulit ceri kopi yang biasa dianggap sebagai limbah tanpa pengolahan lebih lanjut. Padahal, kulit ceri kopi kering atau yang biasa disebut cascara mengandung 21% serat, 21% protein, 6,5% senyawa pektat, 2% gula pereduksi, dan 12,5% gula non pereduksi serta memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.
Salah satu senyawa antioksidan yang dikandung cascara adalah katekin. Senyawa katekin banyak terdapat pada teh hijau dan merupakan faktor penentu kualitas rasa dan aroma. Melihat hal tersebut, kandungan senyawa katekin pada cascara merupakan suatu nilai tambah yang berpotensi dimanfaatkan lebih lanjut menjadi bahan teh cascara. Berdasarkan data produktivitas kopi di tahun 2023, ketersediaan bahan baku cascara tersebut dapat mencapai 284.400 ton sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi minuman herbal.
Sejak tahun 2020, tim peneliti dari ITB yang diketuai oleh Dr. M. Yusuf Abduh telah melaksanakan berbagai kegiatan penelitian terkait valorisasi cascara untuk menghasilkan berbagai bioproduk bernilai tinggi dan sudah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional. Hasil penelitian valorisasi kulit ceri kopi juga sudah didesiminasikan di berbagai daerah di Indonesia dan mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat terutama para petani kopi karena dapat meningkatkan penghasilkan melalui pemanfaatan limbah ceri kopi yang biasanya dibuang begitu saja.
Berdasarkan kegiatan penelitian yang sudah dilakukan, tim peneliti kemudian bekerjasama dengan mitra riset yaitu PT Bio Proshafa Karya untuk melakukan pengembangan produk Teh Celup Cascara dan Teh Susu Cascara. Uji coba pasar dan uji organelptik yang sudah dilakukan oleh tim peneliti dan PT Bio Proshafa Karya menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan.Tim peneliti juga sudah mellaksanakan uji organoleptik dan hasilnya menunjukkan bahwa target konsumen yang terdiri dari generasi muda sangat menyukai rasa Teh Susu Cascara sedangkan generasi yang sudah berumur lebih menyukai rasa dari Teh Celup Cascara.
Pada tahun 2024, Dr. M. Yusuf Abduh dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk dan tim berhasil memperoleh pendanaan dari Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB untuk mengembangkan produk minuman herbal tinggi antioksidan berbasis cascara dan propolis dengan merek HAYYATEE. Kegiatan penelitian ini melibatkan dosen dari kelompok keahlian dan fakultas yang berbada yaitu Dr. Mia Rosmiati dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Dr. Yuanita Handayati dari Sekolah Bisnis dan Manajemen serta Prof. Dr. apt. Muhammad Insanu dari Sekolah Farmasi ITB. Tim peneliti berhasil menemukan formulasi minuman herbal bebasis cascara dan propolis yang memiliki aktivitas antioksidan yang relatif tinggi dengan nama produk Cascsara Milk Tea (CMT) dan Cascara Tea Bag (CTB).
Produk CMT dan CTB yang sudah dikembangkan oleh tim peneliti sudah mulai coba dipasarkan secara terbatas di beberapa kantin di lingkungan ITB kampus Ganesha dan kampus Jatinangaor. Selain itu, produk yang dikembangkan oleh tim peneliti juga sudah dipamerkan pada acara ITB CEO Summit 2024 yang dilaksanakan pada 22 Agustus 2024 di ITB Kampus Ganesha dan mendapatkan respon yang cukup positif dari para pengunjung yang hadir. Besar harapan tim peneliti, produk CMT dan CTB yang dikembangkan dapat segera dikomersialisaiskan secara luas agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat dari minuman herbal tinggi antioksidan berbasis cascara dan propolis.
FOTO & DOKUMENTASI
No Comments